CARA KLORIN MEMBUNUH BAKTERI

Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam bentuk bebas. pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsur atau senyawa lain membentuk garam natirum klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida di air laut, (Hasan A, 2006).

Mekanisme klorin membunuh bakteri yaitu dengan merusak membran selnya. Setelah membran sel melemah, klorin dapat memasuki sel dan mengganggu dua proses yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sel, respirasi sel, dan aktivitas DNA.

Reaksi Klorin ketika berada dalam air yaitu: 
Cl2 (aq) + H2O→ HOCl + H + Cl

HOCL ↔ H + OCl-

HOCl: Hypochlorous acid 

OCL-: Hypochlorite ion

*Hypochlorite ion 100x lebih lemah dibanding Hypochlorous acid 
 HOCl merupakan oksidan yang kuat.


Kaporit ketika dilarutkan dalam air akan berubah menjadi asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-) yang memiliki sifat desinfektan. HOCl dan ion OCl- bersifat sangat reaktif terhadap berbagai komponen sel bakteri.Selanjutnya HOCl dan ion OCl- disebut sebagai klor aktif. Klor mampu melakukan reaksi hidrolisis dan deaminasi dengan berbagai komponen kimia bakteri seperti peptidoglikan, lipid, dan protein yang dapat menimbulkan kerusakan fisiologis dan mempengaruhi mekanisme seluler (Berg, 1986 dalam Rosyidi 2010). Klor aktif juga bereaksi kuat dengan lipid dan peptidogikan pada membran sel. Hal ini dapat mempengaruhi perbedaan konsentrasi yang sangat tinggi antara lingkungan ekstrasel dan lingkungan intrasel, yang berpotensi mengganggu tekanan osmotik di dalam sel dan dapat mengancam terjadinya lisis/kehancuran sel. Baker (1926) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa klor membunuh bakteri dengan mengikat protein untuk membentuk senyawa N-chloro (EPAa,1999).


HOCl mampu melakukan degradasi oksidatif terhadap sitokrom, protein besi-sulfur dan nukleotida yang berpotensi menyebabkan kerusakan membran sel bakteri (Venkobachar, Iyengar & Rao, 1977; Camper & McFeters, 1979; Haas & Engelbrecht, 1980; Albrich, McCarthy & Hurst, 1981). Sehingga proses respirasi, transportasi glukosa dan adenosin trifosfat mengalami penurunan (Venkobachar, Iyengar & Rao, 1977; Camper & McFeters, 1979; Haas & Engelbrecht, 1980). Klor juga dapat mengganggu metabolisme (Wyss, 1961) dan proses sintesis protein bakteri (Pereira et al.,1973), atau dengan memodifikasi basa purin dan pirimidin yang mampu menyebabkan kecacatan genetis (Patton et al., 1972; Hoyano et al., 1973; Haas & Engelbrecht, 1980 dalam LeChevallier, 2004). Klor aktif dapat melakukan inaktivasi kerja enzim (dengan merubah ikatan kimia atau bahkan memutus ikatan kimia enzim), mengubah permeabilitas sel, dan merusak sel DNA dan RNA (EPAb. 1999).

Kusumaningrum, et al. (2006) dalam penelitiannya yang berjudul  IDENTIFIKASI PREVALENSI DAN MEKANISME PENGARUH KLORIN TERHADAP VIABILITAS SEL Campylobacter jejuni DALAM BAHAN PANGAN mengemukakan bahwa, larutan klorin yang umumnya digunakan sebagai desinfektan, dapat mempengaruhi viabilitas dan kulturabilitas sel mikroba. Viabilitas sel akan menurun jika terjadi kerusakan membran sel, kerusakan enzim, atau bagian sel yang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas larutan klorin dalam penurunan viabilitas sel antara lain adalah konsentrasi, suhu dan masa kontak. Uji viabilitas menunjukkan bahwa klorin merusak integritas membran sel Campylobacter, yang ditandai dengan adanya indikasi sel menjadi berflouresens merah.


Reaksi klorin dengan mikroba bekerja membutuhkan waktu. biasanya waktu kontak 20 menit adalah yang dibutuhkan untuk sistim klroinasi.
Waktu desinfeksi terhadap mikroorganisme pada proses klorinasi dengan konsentrasi klor 1 ppm pada pH = 7,5 dan suhu = 25° C tergantung jenis mikroorganismenya (Tabel 2.1) (Anonim, 2008 dalam Rosyidi, 2010).

Waktu desinfeksi mikroorganisme golongan fekal melalui proses klorinasi pada air limbah (Anonim, 2008).
Kekeruhan sisa (Residual Turbidity) yang terkandung dalam air juga akan berpengaruh terhadap proses desinfeksi bakteri dengan menggunakan klorin. Kekeruhan (turbidity) akan berperan menjadi tameng "shield" bakteri patogen dari pengaruh klorin.

Daftar Pustaka

Anonim, 2008. Water treatment & air purification Holding. Diakses dari http://lenntech.com/Disinfectan/Chlorine. Pada tanggal 2 Agustus 2009.

EPAa . 1999. Combined Sewer Overflow Technology Fact Sheet Chlorine Disinfection. United States Environmental Protection Agen.Wasington DC (US).

EPAb. 1999. Alternative Disinfectants and Oxidants. Guidance Manual Environmental Protection Agen. Wasington DC.

Hasan A. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. J. Tek. Ling. P3TL - BPPT. 7. (1): 90 - 96.Jakarta (ID)

Kusumaningrum HD, Suliantari, Nurjanah S. 2006. Identifikasi Prevalensi Dan Mekanisme Pengaruh Klorin Terhadap Viabilitas Sel Campylobacter Jejuni Dalam Bahan Pangan. IPB Repository. Bogor (ID).

Rosyidi MB. 2010. Pengaruh Breakpoint Chlorination (BPC) Terhadap Jumlah Bakteri Koliform Dari Limbah Cair Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Jurusan Biologi FMIPA ITS. Surabaya (ID). 

Comments

Popular posts from this blog

7 Negara yang baru berdiri

can you feel my heart - BMTH

Fakta ‘Keramat’ Seputar Tewasnya Simoncelli